|
bukit teletubies |
Gunung Bromo merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Timur. Tempat wisata alam ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di timur kota Malang, Jawa Timur. Kawasan Wisata Bromo
terletak pada ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, dan di
apit oleh empat kabupaten bagian dari pemerintahan Pripinsi Jawa Timur
yakni Kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang. Suhu rata-rata berkisar antara 7-18 derajat
celcius. Dari puncak gunung Penanjakan bisa menikmati matahari terbit
(sunrise) dan hamparan lautan pasir luas dan pemandangan latar belakang
yang indah yaitu gunung Semeru, gunung Bromo dan Gunung Batok.
|
deretan jeep |
Setelah menikmati Bromo Sunrise, bisa melanjutkan perjalanan ke
kaki gunung bromo. Perjalanan sekitar 1 jam dari Puncak penanjakan
dengan mengendarai Jeep yang biasanya di sewakan satu paket antara
Puncak penanjakan dan kawah Bromo. Dengan melewati lautan pasir yang
membentang sangat luas tentu saja perjalan ke kaki Gunung bromo sangat
menyenangkan. Ternyata disana merupakan lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang
gersang yang dipenuhi pasir dan hanya ditumbuhi sedikit rumput-rumputan
yang mengering. Tiupan angin, membuat pasir berterbangan dan dapat
menyulitkan kita untuk bernafas. Lautan pasir yang luas itu lebih terkenal dengan sebutan pasir berbisik karena suara desiran angin dan pasir dan juga karena tempat itu merupakan tempat pengambilan gambar film Pasir Berbisik.
|
lautan pasir bromo |
Tiba di kaki gunung bromo (parkiran jeep), masih melanjutkan perjalanan sekitar 2 km, bisa sewa kuda
maupun dengan berjalan kaki dan dilanjutkan menapaki anak tangga
yang berjumlah sekitar 250 an. Karena disaat bersamaan dengan weekend banyaknya pengunjung yang ingin melihat kawah bromo akhirnya saya putuskan untuk tidak menaiki anak tangga kawah bromo tersebut. Sebetulnya penasaran dengan keindahan kawahnya tapi demi keselamatan berpikir dua kali dengan pengunjung sebanyak itu tidak memungkinkan berada dipinggir kawah. Menikmati keindahan alam bukan berarti mengenyampingkan keselamatan diri sendiri, tapi lebih berhati-hati dengan kondisi alam yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Perjalanan yang menyenangkan bukan dinilai dari bagus atau tidaknya hasil gambar yang diambil, tapi bagaimana kita dapat mengambil hikmah dari setiap perjalanan itu sendiri. Menjadi manusia yang lebih baik itu salah satu harapan kita setelah menikmati ciptaanNya.
Comments
Post a Comment