One Day Trip in Semarang (Part 3)


Ga sangka one day trip kali ini bisa mencapai part 3. Apalagi kalau jalannya seminggu full (dream) , entah berapa postingan yang akan kami share (wow!!) . Tapi alhamdulilah walaupun cuma one day trip ternyata banyak informasi dan cerita yang bisa kami bagikan untuk kalian. Tujuan awal kami sebenarnya sih simple, kami ingin perjalanan kami tersimpan manis di blog ini sebagai kenangan bukan genangan, kalau menurut pembaca blog ini bermanfaat dan disukai itu  adalah bonus (ciyee..). Postingan part 3 ini, kami pastikan jadi cerita one day trip terakhir kami di Semarang.


Saat itu, siang menjelang sore, sinar matahari telah redup tertutup awan menggelayut manja di Kota Atlas. Perjalanan menuju destinasi terakhir kami ditemani dengan awan mendung.  Benar saja tak lama lagi sepertinya kami akan di guyur hujan. Setelah bergelut dengan kemacetan menjelang hujan, akhirnya kami sampai di Lawang Sewu, bangunan megah yang cukup terkenal dengan sejarah saat jaman Penjajahan Belanda. 





Dengan tiket masuk 10.000 rupiah, kami dapat menelusuri tiap ruangan yang kini berisi galeri seperti foto beberapa stasiun di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan pembangunan jalur rel kereta serta  kumpulan benda peninggalan kantor stasiun saat itu seperti tiket kereta, mesin hitung, alat komunikasi dan masih banyak lagi. Terdapat pula miniatur bangunan Lawang Sewu dan miniatur Kota Semarang, lengkap dengan landmark perkotaan.




Sekedar informasi, bangunan ini terletak di Bundaran Tugu Muda Jalan Pemuda Kota Semarang. Bangunan Lawang sewu ini mulai dibangun sekitar tahun 1904 sebagai kantor Nederlands - Indiache Spoorweg Maatscappij. Sebuah perusahaan kereta api Hindia - Belanda yang pertama kali membangun jalur perkeretaapiaan. Bangunan ini bergaya arsitektur Belanda dan sebagian bahan material untuk membangunnya pun didatangkan langsung dari Belanda. Saat ini Lawang Sewu dikelola oleh PT KAI dijadikan museum sejarah perkeretaapiaan di Indonesia.




Bangunan ini pernah terkenal dengan suasana mistisnya, tapi setelah renovasi pada tahun 2011, suasana mistisnya telah hilang dan berubah menjadi museum yang banyak didatangi para wisatawan. Pemberian nama Lawang Sewu juga tak lepas dari banyaknya pintu yang ada, sewu adalah seribu dalam bahasa Jawa. Tapi ternyata tak sampai seribu jumlah pintu disana hanya 429 buah. Padahal tidak semua berbentuk pintu, ada jendela tinggi dan besar yang masyarakat lihat itu seperti pintu. Itulah mengapa di sebut Lawang Sewu.


Bangunan ini memiliki dua lantai tapi sayangnya kami tak sampai menelusuri bangunan itu hingga lantai kedua. Lagi - lagi karena keterbatasan waktu yang kami miliki dan saat itu hujan turun lumayan deras. Kami bergegas menuju stasiun untuk mengakhiri one day trip kali ini di Kota Lumpia, ibukota Jawa Tengah.


Sampai jumpa di one day trip selanjutnya.. 😎

Comments

Popular posts from this blog

REVIEW :Theme Park Indoor Pertama di Indonesia, Trans Studio Bandung VS Trans Studio Mini Tegal

Menikmati Sabtu Malam di Kota Semarang #NovembeRain