Kembali Ke Purwokerto Untuk Keliling Dunia


Tujuh tahun yang lalu, kota ini menjadi rumah kedua bagi saya selama kurang lebih empat tahun. Waktu yang tidak lama, tapi dari sanalah semua berawal. Dari sana awal proses pembentukan karakter dan pola pikir yang saya bangun selama ini. Walaupun keduanya sampai sekarang pun masih berproses untuk selalu menjadi lebih baik.
Entah mengapa baru di tahun 2016 muncul adanya keinginan untuk kembali ke kota itu. Beberapa kali ajakan seorang teman pun tak mampu mengiyakannya. Tapi di bulan November 2016, akhirnya saya kembali ke kota ini. Hanya sekedar untuk mengobati rasa penasaran saya setelah tujuh tahun berlalu. Bagi saya, Purwokerto selalu menawarkan kesejukan sejak dahulu hingga saat ini. Itulah yang saya rasakan setiap menginjakkan kaki di kota ini. Sudah lama berlalu saat menetap disana, tapi kesejukkan itu masih terasa hingga kini. Dan saatnya  saya seperti memasuki lorong waktu untuk membangkitkan memori tujuh tahun lalu, ya disini di kota ini. Semuanya berawal dari sini..


Ini cerita perjalanan singkat saya menuju Purwokerto dari Tegal bersama teman-teman yang sudah bekeluarga membawa krucil dan saya masih saja betah single ^^  make it happy.. 
Tidak jauh dari kota dan kampus saya UNSOED ada destinasi yang amat terkenal yaitu Baturaden  yang masih menjadi destinasi andalan kota ini. Baturaden merupakan kecamatan di dalam pemerintahan Kabupaten Banyumas. Saya pun tak melewatkannya begitu saja. Bermunculannya beberapa tempat rekreasi baru membuat baturaden kian ramai saja. Ada beberapa rekreasi yang baru dikembangkan di Baturaden.


Salah satunya adalah Smallworld yang terletak di Desa Ketenger Kabupaten Banyumas. Tempat ini mengajak pengunjungnya untuk keliling dunia. Dengan tiket Rp. 20.000 di akhir pekan, pengunjung dapat menikmati landmark dunia dalam bentuk miniatur. Puluhan miniatur bangunan ikonik dunia seperti Piramida, Patung Merlion, Colosseum, Menara Pisa, Menara Eiffel dan masih banyak lagi. Selain itu tak ketinggalan pula ikonik nusantara seperti Monas, Rumah Gadang, Patung Selamat Datang, Patung Jenderal Soedirman dan lain-lain.


Pengunjung juga dapat menyewa kostum khas negara-negara di dunia untuk berselfie. Karena masih dalam tahap pengembangan, kostum yang tersedia masih terbatas. Saya hanya melihat kostum kimono dari Jepang. Biaya sewa kostumnya sekitar Rp. 70.000 an. Bagi pengunjung yang tidak membawa alat narsis untuk selfie disediakan juga sewa tongsis. Karena saat mengunjungi Smallworld hari semakin siang dan matahari berada diatas kepala, akhirnya pengelola juga berinisiatif menyewakan payung untuk pengunjung yang kepanasan. 


Kendala yang dihadapi jika munculnya sinar matahari pada saat akan mengambil gambar adalah backlight. Pengambilan gambar terasa sulit apalagi menggunakan kamera handphone.



Akhirnya pengambilan gambar pun ala kadarnya. Kalau tidak salah pengunjung yang membawa kamera DSLR dikenakan membayar tiket kamera. Semoga saya salah baca peraturan didepan loket ya.


Jangan khawatir masalah perut, karena sebelum memasuki area Smallworld kalian akan disambut oleh deretan penjual makanan dan minuman. Fasilitas toiletnya pun ada di dalam area Smallworld. Yang harus diperhatikan oleh pengunjung adalah tidak boleh menyentuh, duduk atau berdiri diatas landmark, karena akan mengurangi keindahan landmark tersebut. Jadi gimana.. Sudah siap kita keliling dunia?? Iya.. Kamu.. Sama kamu.. ^^
Catatan penulis: 
Mohon maaf belum bisa membagikan photo landmark secara maksimal di Smallworld karena backlight, semoga posting selanjutnya bisa lebih baik. Mohon sarannya.. 


Comments

Popular posts from this blog

REVIEW :Theme Park Indoor Pertama di Indonesia, Trans Studio Bandung VS Trans Studio Mini Tegal

Menikmati Sabtu Malam di Kota Semarang #NovembeRain

TIPS PACKING SEDERHANA